“Hei Teme, tadi aku yang menghindar darimu, jadi aku tidak perlu berterimakasih padamu! Lagipula jalan ini sempit, kenapa kau mengendarai motor dengan kecepatan tinggi?! Ini juga bukan jalan nenek moyangmu, dan ini sepenuhnya salahmu, Baka Teme!” balasku sengit sambil meringis kesakitan dan memegang kepalaku yang sakit karena jitakannya tadi. Dasar Teme menyebalkan!
“Huh, aku tidak punya waktu meladeni Dobe sepertimu,” ujarnya. Lalu Ia pun berbalik dan berjalan ke motornya. Setelah sampai, Ia langsung memakai helm yang sempat ditinggalkannya tadi dan menaiki motornya.
“TEME! Apa-apaan kau memanggilku seperti itu! Dasar Baka Teme!!” teriakku frustasi saat Ia melaju meninggalkanku sendirian di jalanan.
“Hei, rasanya aku tidak pernah melihatnya di sekolahku sebelumnya. Tidak mungkin jika aku tidak mengenali orang seperti dia di sekolah. Sepertinya Ia seumuran denganku. Ah, apa peduliku! Biarkan saja si Teme itu, untuk apa aku memikirkannya,” kataku yang berbicara sendirian di jalan yang sepi seperti orang aneh. Lalu aku pun melanjutkan perjalananku ke sekolah.
ooOOoo~ooOOoo~ ooOOoo~ooOOoo ooOOoo~ooOOoo ooOOoo~ooOOoo~ooOOoo
“Ohayou!!” seruku ke seluruh penjuru kelas saat aku sampai di depan pintu kelasku.
“Hei, Naruto! Ohayou,” balas salah satu sahabatku, Kiba. Inuzuka Kiba, seorang laki-laki pecinta anjing, berambut coklat jabrik dan memiliki tato segitiga terbalik berwarna merah di masing-masing pipinya. Tapi Ia tidak pernah membawa anjingnya, jelas karena di sekolah kami dilarang membawa hewan peliharaan. Ia juga ceria, mirip sepertiku. Orang-orang bilang sifat kami mirip, hanya saja aku lebih hiperaktif daripada Kiba. Kupikir orang-orang itu memang benar.
“Ohayou Naruto,” kata orang yang ada di depan Kiba, Sai. Uchiha Sai, seorang pemuda tampan berambut hitam pendek dan bermata onyx. Ia adalah seorang pelukis hebat, dan berasal dari keluarga terpandang. Mempunyai senyum yang menurutku aneh, dan terkenal di antara wanita karena kesempurnaan fisik yang Ia miliki. Meski Sai cukup menyebalkan, Ia juga salah satu sahabat terbaik yang pernah aku miliki.
“Ck, mendokusei~ Kalian ini berisik sekali. Bisakah kau kecilkan volume suaramu, Naruto? Aku sedang berusaha tidur,” ujar seseorang yang duduk di kursi disebelah Kiba, Shikamaru. Nara Shikamaru, seorang pemuda yang mempunyai rambut yang diikat ke atas, membuatnya mirip seperti nanas. Ia adalah orang yang sangat malas. Selalu mencuri kesempatan untuk tidur dimanapun, dan selalu berkata ‘mendokusei’ pada setiap orang yang mengganggu tidurnya. Tapi jangan salah, IQ Shikamaru itu melebihi angka 200, lho. Ia juga selalu mendapatkan peringkat tertinggi di sekolahku. Terkadang aku iri dengannya. Ia tidak pernah memperhatikan pelajaran dan selalu tidur, tetapi saat tugas dan ujian Ia selalu bisa melaksanakannya dengan baik dan hampir mencapai sempurna. Tapi, Ia juga sahabat terbaikku yang selalu membantuku dalam memecahkan setiap masalah yang kuhadapi.
“Hehe.. Maaf, Shika. Sudah jadi kebiasaanku, rasanya tidak bisa kuubah lagi,” kataku sambil nyengir kuda ke arah mereka. Shikamaru hanya menghela nafas, setelah itu Ia kembali tidur di mejanya. Lalu aku pun menghampiri mejaku yang ada di belakang Shikamaru. Aku duduk sendirian di mejaku yang terdapat di pojok kanan kelas, paling jauh dari pintu masuk yang berada di sebelah kiri depan kelas. Sedangkan Kiba dan Shikamaru duduk didepanku. Sai duduk didepan mereka, bersama seorang gadis bernama Ino. Menyebalkan sekali Kakashi-sensei, wali kelasku itu. Ia yang mengatur tempat duduk ini dengan cara diundi. Sialnya, tidak ada seorang pun yang duduk denganku, sedangkan Sai malah duduk bersama seorang gadis cerewet, dan bukan denganku. Kiba beruntung bisa duduk dengan Shikamaru. Tapi untunglah, tempat duduk kami tidak berjauhan.
Ino belum datang, jadi setelah meletakkan tas di mejaku, aku langsung menghampiri kursi yang berada di sebelah Sai dan mengobrol dengan Kiba dan Sai.
Setelah sebentar mengobrol dengan mereka, aku mulai bosan dan melihat keadaan disekitar kelasku. Mataku terhenti pada sosok seorang pemuda tampan berambut merah bata dan bermata seindah emerald, Sabaku no Gaara. Seorang pemuda yang sangat pendiam, dan memiliki paras yang tampan. Sifatnya yang cool itu membuat para gadis semakin tergila-gila padanya.
0 komentar